Tampilkan postingan dengan label dasar pemasaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dasar pemasaran. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 November 2011

strategi promosi dan periklanan

Komunikasi pemasaran (bahasa Inggris: marketing communication) adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.
Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Komunikasi pemasaran berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek serta emndorong penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai pemegang saham.
komunikasi yang efektif
Ada delapan langkah dalam mengembangkan komunikasi yang efektif.
  • Mengidentifikasikan pemirsa atau konsumen sasaran : menganalisa pembeli potensial produk perusahaan dan menetapkan target konsumen.
  • Menentukan tujuan komunikasi : kebutuhan kategori, kesadaran merek, sikap merek, maksud pembelian merek.
  • Merancang komunikasi : strategi pesan, strategi kreatif, sumber pesan, adaptasi global.
  • Memilih saluran komunikasi.
1. Saluran komunikasi pribadi : dua orang atau lebih berkomunikasi tatap muka, antara seseorang dengan pemirsa, melalui telepon atau melalui e-mail.
2. Saluran komunikasi nonpribadi : komunikasi yang diarahkan ke lebih dari satu orang dan meliputi media, promosi penjualan, acara dan pengalaman, serta hubungan masyarakat.
  • Menetapkan total anggaran komunikasi pemasaran : metode terjangkau, metode persentase penjualan, metode paritas kompetitif, metode tujuan dan tugas.
  • Mengukur hasil komunikasi : mengukur dampak pesan yang dikomunikasikan terhadap konsumen sasaran dan umpan balik yang diterima.
 Periklanan atau Promosi (Advertising) adalah suatu bentuk komunikasi yang ditujukan untuk mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu.
penjualan tatap muka
Penjualan tatap muka adalah kegiatan mempromosikan suatu produk dengan cara mendatangi ke tempat konsumen berada, oleh seorang wiraniaga/salesperson. Dengan adanya kontak langsung antara wiraniaga dan konsumen, maka terjadilah komunikasi dua arah.

Tugas seorang wiraniaga adalah sebagai berikut :
1. memberikan informasi produk kepada konsumen
2. menjelaskan manfaat produk kepada konsumen
3. menjawab pertanyaan/argumentasi dari konsumen
4. mengarahkan konsumen agar terjadi transaksi
5. memberikan pelayanan purna jual

Sifat-sifat penjualan tatap muka adalah sebagai berikut :
1. personal atau adanya kontak langsung dengan konsumen
2. tanggapan langsung atas pertanyaan/reaksi konsumen
3. mempererat hubungan dengan konsumen, apabila sikapnya memuaskan
4. biaya operasionalnya cukup tinggi
Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.
Promosi penjualan terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk/jasa tertentu secara lebih cepat dan/atau lebih besar oleh konsu­men atau pedagang.
Sementara iklan menawarkan alasan untuk membeli, promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, tawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi berhubungan, promosi silang, pajangan dan demonstrasi di toko tempat pembelian); promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis); dan promosi bisnis dan wiraniaga (misalnya, pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk wiraniaga, dan iklan khusus).


Pemasaran langsung adalah bentuk promosi dengan cara memasarkan barang/jasa secara langsung agar mendapat tanggapan secara langsung juga dari para konsumen. Pemasaran langsung tidak harus bertatap muka secara langsung tetapi pemasaranya ditujukan secara langsung kepada seseorang. Pemasaran langsung ini bisa melalui penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
 
             http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_pemasaran#Mengembangkan_Komunikasi_Efektif
             http://eko-trisna.blogspot.com/2010/01/penjualan-tatap-muka.html
             http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_masyarakat
             http://teddykw.wordpress.com/2008/02/04/promosi-penjualan/
            http://beritawonganteng.blogspot.com/2010/05/pemasaran-langsung-direct-marketing.html

strategi distribusi

Jenis-Jenis / Macam-Macam Saluran Distribusi Barang dan Jasa :
1. Produsen ---> Konsumen (Umumnya Jasa)
Contoh : Bengkel, Rumah Makan, Pangkas Rambut, Salon, Panti Pijit, Dsb
2. Produsen ---> Retailer ---> Konsumen
Contoh : Koran, Es Krim, Dll
3. Produsen ---> Wholesaler ---> Retailer ---> Konsumen
Contoh : Mie Instan, Beras, Sayur-Mayur, Minuman Dalam Kemasan, dll
4. Produsen ---> Agen ---> Wholesaler ---> Retailer ---> Konsumen
Contoh : Barang Impor
5. Produsen ---> Industri (Produsen)
Contoh : Pabrik mie telor menjual produknya ke pedagang mie ayam gerobak keliling.
6. Produsen ---> Wholesaler ---> Industri (Produsen)
Contoh : Suatu distributor membeli mesin berat dari luar negeri untuk dijual ke pabrik-pabrik di dalam negeri.

alasan menggunakan perantara
Penggunaan perantara biasanya mencapai efisiensi yang tinggi dalam membuat barang-barang tersedia secara luas dan mudah diperoleh di pasar sasaran. Melalui hubungan, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka, perantara biasanya menawarkan kepada perusahaan lebih banyak daripada yang dicapai oleh perusahaan itu sendiri. Perantara dibutuhkan karena adanya beberapa kesenjangan (gap) diantara produsen dan konsumen, yaitu:
1. Geographical gap, adalah gap yang disebabkan oleh tempat pemusatan produksi dan lokasi konsumen yang tersebar dimana-mana.
2. Time gap, adalah kesenjangan yang terjadi karena adanya kenyataan bahwa pembelian atau konsumsi dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu, sementara produksi agar efisien dilakukan sepanjang waktu.
3. Quantity gap, adalah gap yang terjadi karena jumlah barang yang diproduksi secara ekonomis oleh produsen berbeda dengan kuantitas normal yang diinginkan konsumen.
4. Assortment gap, adalah situasi dimana umumnya produsen berspesialisasi pada produk tertentu, sedangkan konsumen menginginkan produk yang beraneka ragam.
5. Communication and information gap, adalah gap yang timbul karena konsumen tidak tahu dimana sumber-sumber produksi yang menghasilkan produk yang diinginkan atau dibutuhkannya, sementara di lain pihak produsen tidak tahu siapa dan dimana pembeli potensial berada.
 beberapa alternatif distribusi
a. Distribusi Intensif
Distribusi intensif ini biasanya dilakukan oleh produsen yang menjual barang konvenien. Disini perusahaan menggunakan penyalur sebanyak mungkin untuk mendapatkan pembeli yang potensial sebanyak mungkin.
Sedangkan untuk barang industri, distribusi industry terbatas untuk jenis operating supplies atau barang standard lainnya. Untuk distribusi intensif ini panjang salurannya yang digunakan umumnya panjang.

b. Distribusi Selektif.
Distribusi selektif ini biasanya dilakukan oleh produsen yang berusaha untuk memilih suatu jumlah pedagang besar dan atau pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis.
Distribusi selektif ini biasanya dipakai untuk memasarkan produk baru, barang shopping atau barang spesial dan barang industri jenis accessory equipment.
Penggunaan saluran ini dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan panjang saluran yang digunakan umumnya sedang.

c. Distribusi Eksklusif
Distribusi EksklusiF ini dilakukan oleh perusahaan dengan menetapkan hanya satu penyalur atau beberapa yang dapat dipercaya dan dipertangggung jawabkan dalam daerah pasar tertentu. Dengan menggunakan distribusi eksklusif ini produsen lebih mudah mengadakan pengawasan, baik dalam tingkat harga eceran maupun usaha kerja sama dengan penyalur dalam periklanan.
Distribusi eksklusif ini biasanya dipakai untuk memasarkan barang-barang spesial atau produk yang dijual memerlukan service sesudah penjualan dan panjang saluran yang digunakan umumnya pendek.



perantara pedagang adalah pedangan yang menjual barang yang dijualnya langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau eceran. Contoh pedangang eceran seperti alfa mini market dan indomaret.perantara Agen adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan barang dagangannya dari distributor atau agen tunggal yang biasanya akan diberi daerah kekuasaan penjualan / perdagangan tertentu yang lebih kecil dari daerah kekuasaan distributor. Contoh seperti pedagang grosir beras di pasar induk kramat jati.

faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran
Ada 2 faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi yaitu :
1. faktor pasar
2.faktor sumber daya alam(keuangan,manajerial,pemasaran)

sumber : http://merryshibuki.blogspot.com/2010/12/manajemen-saluran-distribusi.html
              http://organisasi.org/jenis-macam-pedagang-perantara-pengertian-distributor-agen-grosir-agen-tunggal-peritel-importir-eksportir
             http://organisasi.org/definisi-pengertian-saluran-distribusi-jenis-macam-jalur-distribusi-barang-dan-jasa
            http://punyachipau.blogspot.com/2011/05/saluran-distribusi.html

strategi penetapan harga

Definisi Harga :Menurut Stanton, (1984) harga adalah Price is value expressed in terms of dollars and cens, or any other monetary medium of exchange. yang kurang lebih memiliki arti harga adalah nilai yang dinyatakan dalam dolar dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.
Menurut Basu Swastha (1986: 147) Harga diartikan sebagai Jumlah uang (kemungkinan ditambah barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Menurut menurut Alex S Nitisemito (1991:55) Harga diartikan sebagai nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.

Harga merupakan
satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa, Tjiptono (2001 : 151). Dan harga merupakan unsur satu–satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan ba
 
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga

Perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perasahaan dalam menetapkan tingkat harga bagi produknya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga antara lain :

A.Kurva permintaan
Kurva yang menunjukkan tingkat pembelian pasar pada berbagai harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam. Langkah pertama dalam memperkirakan permintaan karena itu adalah memahami faktor - faktor yang mempengaruhi harga pembeli. Negal telah mendefinisikan sembilan faktor yang mempengaruhi permintaan akan suatu produk yaitu : (Kotler, 2002:522)
1. Pengaruh nilai unik.
Pembeli kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih bersifat unik.
2. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidakmenyadari adanya produk pengganti.
3. Pengaruh perbandingan yang sulit
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka dapat dengan mudah membandingkan kualitas barang pengganti
4. Pengaruh pengeluaran total
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan total pendapatan.
5. Pengaruh manfaat akhir
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersbut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhirnya.
6. Pengaruh biaya yang dibagi
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya ditanggung pihak lain.
7. Pengaruh investasi tertanam
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya.
8. Pengaruh kualitas harga
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut dianggap memiliki kualitas.
9. Pengaruh persediaan
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat menyimpan produk tersebut.

B. Biaya
Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan resikonya. Untuk dapat menetapkan harga dengan tepat, manajemen perlu untuk mengetahui bagaimana biaya bervariasi bila level produksinya berubah.

Biaya perusahaan ada dua jenis yaitu :
1. Biaya tetap adalah biaya - biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan. Perusahaan harus membayar tagihan bulanan untuk sewa, gaji karyawan, dan lainnya.
2. Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut level produksi. Biaya ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya berabah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.

C. Persaingan
Persaingan dalam suatu industri dapat dianalisis berdasarkan faktor-faktor seperti:
1. Jumlah perusahaan dalam industri
Bila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harganya seberapapun.
2. Ukuran relatif setiap perasahaan dalam industri.
Bila perasahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatif perubahan harganya.
3. Diferensiasi produk
Apabila perusahaari berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan harganya, bahkan sekalipun perusahaein itu kecil dan banyak pesaing dalam industri.
4. Kemudahan untuk masuk (Ease ofentry) dalam industri.
Jika suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang sudah ada akan sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga.

D. Pelanggan
Permintaan pelanggan didasarkan pada beberapa faktor yang saling terkait dan bahkan seringkali sulit memperkirakan hubungan antar faktor secara akurat.
penetapan harga
Penetapan harga markup (markup pricing) merupakan metode dengan menambahkan markup standar pada biaya produksi. Penetapan harga markup populer karena menetapkan biaya dan mengaitkan dengan harga lebih mudah, harga menjadi serupa jika industri menetapkan harga dengan metode ini dan merupakan penetapan harga yang lebih adil. Namun demikian metode ini tidak akan menghasilkan penetapan harga yang optimal, karena mengabaikan permintaan.
Penetapan harga berdasarkan target (target-return pricing) merupakan metode penetapan harga yang menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (ROI) yang diinginkan.
Penetapan harga berdasarkan persaingan (competitive pricing) merupakan metode penetapan harga dengan menggunakan harga pesaing, apakah di bawah, sama atau di atas harga pesaing.  XL menentukan harga berdasarkan persaingan dengan iklan “TARIF TERMDalam menetapkan harga jual suatu produk ada berbagai metode yang dapat dipakai oleh manajemen dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini Cecep Hidayat mengemukakan bahwa: ada 3 (tiga) Metode dalam penetapan harga jual yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yaitu:
1.  Cost Oriented Pricing
2.  Deman Oriented Pricing
3.  Competition Oriented Pricing
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Cost Oriented Pricing
Suatu cara penetapan harga jual yang dinyatakan pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan menambahkan suatu prosentase tertentu sebagai labanya. Metode ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
a.   Metode Penetapan Harga Biaya-Plus(Cost Plus Pricing method)
Hubungan biaya dengan harga tidak selalu sama. Pengukuran biaya sangat penting apabila pembeli telah setuju untuk membayar harga berdasarkan biaya. Biaya produk sering dijadikan patokan terendah untuk harga jual, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sudah barang tentu tanpa memperhatikan konsep biaya yang digunakan, perusahaan harus selalu menekan biaya sekecil mungkin dengan menerapkan metode produksi dan pemasaran yang paling efisien. Berikut adalah beberapa metode penetapan harga berdasarkan biaya-plus yang dikemukakan oleh Gayle Rayburn dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Biaya” yaitu:
Penetapan Harga berdasarkan biaya variable (variable cost pricing), menekankan margin kontribusi dengan membedakan perilaku biaya variable dan tetap. Salah satu bentuk dari penetapan harga berdasarkan biaya variable adalah dengan menambahkan markup terhadap biaya variable hingga mencapai biaya penuh. Para pendukung penetapan harga berdasarkan biaya variable berpendapat bahwa metode ini memungkinkan manager untuk menentukan harga baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang karena hal itu terkait dengan pengaruh perbedaan harga terhadap total biaya tetap. Akan tetapi ada bahayanya bila terlalu memusatkan perhatian kepada biaya variable dan marjin kontribusi.Misalkan perusahaan mempunyai dua produk, yaitu lotion dan sabun dengan laporan operasi bulanan sebagai berikut:
————————————————- lotion———–sabun
Penjualan (masing-masing 1.000 Unit) $ 23.000—-$ 16.000
Dikurangi beban variabel —————–$ 15.000—-$ 8.000
Marjin Kontribusi————————–$ 8.000——$ 8.000
Karena Lotion dan sabun mempunyai marjin kontribusi yang sama, mungkin ada kecenderungan untuk memperlakukan keduanya dengan cara yang sama dalam penetapan harga. Akan tetapi analisis yang hanya didasarkan atas marjin kontribusi dapat mengarah kepada kesimpulan yang salah. Jika produk ini memerlukan upaya dan biaya pemasaran, analisis eksekutif, dan penelitian serta rekayasa yang berbeda-beda, maka manajemen harus memperhitungkan hal-hal tersebut dalam menentukan biaya.
Penetapan Harga berdasarkan biaya diferensial (differential cost pricing), juga disebut penetapan harga berdasarkan biaya marjinal (marginal Cost Pricing) memusatkan perhatian pada biaya tetap dan laba yang diperoleh dari pesanan tambahan. Metode ini menambahkan MarkUp kepada biaya diferensial. Disamping itu biaya diferensial dari suatu pesanan sama dengan kenaikan total biaya yang disebabkan oleh produksi unit-unit tambahan. Penetapan harga ini memperhitungkan baik biaya tetap maupun variabel sebagai biaya diferensial sebelum ditambahkan dengan markup dan cara ini cocok untuk situasi tertentu, khususnya yang bersifat jangka pendek. Untuk mengilustrasikan penetapan harga berdasarkan biaya diferensial
URAH Nelpon ke siapa saja se-Indonesia hanya Rp. 10,- per detik”, ditunjukkan pada Gambar 1.1. Demikian pula yang dilakukan Air Asia juga menentukan harga berdasarkan persaingan dengan harga lebih rendah dari pesaing. Harga yang ditetapkan tersebut yang sesuai dengan promosinya berkisar antara               10 % – 20 %.
sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html
             http://marketingyuuk.blogspot.com/2010/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-tingkat.html
             http://resum.wordpress.com/2010/12/24/strategi-penetapan-harga/

daur hidup produk

Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).
pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.

2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.

4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Strategi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) produknya. Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini dapat ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan membandingkan hasilnya dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market volume, rate of change of market volume.
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki beberapa strategi (Kotler 1997) yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi. Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang mana akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.
d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu bertujuan menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk seperti model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan.

4. Tahap Penurunan (Decline)
a. Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam industri dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.



sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/siklus-hidup-produk-product-life-cycle_28.html

pengelolaan produk dan pengembangan produk baru

pengertian produk
Produk adalah segala sesuatu yang di hasilkan oleh produsen yang dihasilkan melalui berbagai proses produksi dan menghasilkan barang atau jasa dan bisa di tawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian , untuk di gunakan atau di konsumsi yang mungkin akan memuaskan keinginan atau kebutuhan pasar dan mendapatkan keuntungan dari hasil produk yang di pasarkan.
Konsep tentang barang dan jasa dalam pemasaran
Pengadaan barang dan jasa merupakan contoh kesinambungan proses dimaksud. Pertukaran yang menggunakan sumber daya keuangan perusahaan untuk dijadikan alat produksi (capital expenditures) ini sangat berpotensi sekali terjadi penyimpangan. Bahkan hampir di semua jenis perusahaan sering ditemui adanya penyimpangan yang disebabkan adanya kecurangan pada proses pengadaan barang dan jasa yang menimbulkan kerugian yang cukup signifikan. Auditor yang memahami aspek risiko dengan baik, akan selalu menjadikan kegiatan pengadaan ini sebagai obyek audit yang memerlukan pengujian lebih mendalam.
Sehubungan dengan risiko yang sangat besar dalam proses pengadaan barang dan jasa ini, maka perlu adanya upaya dan strategi yang tepat untuk mencegah, mendeteksi dan mengungkapkan kecurangan yang sangat mungkin sekali terjadi pada pengadaan barang dan jasa.
Pendekatan pendekatan untuk menggolongkan produk
Salah satu strategi untuk menentukan jadwal produksi adalah membuat penggolongan produk. Pada umumnya penggolongan produk dibagi 3, yaitu:
1.    Fast moving
2.   Medium moving
3.   Slow moving
Penggolongan produk di atas mengacu pada tingkat pergerakan tiap produk yang dievaluasi pada kurun waktu tertentu, misalnya setiap 6 bulan sekali. Dengan evaluasi berkala itu maka kita akan tahu produk-produk apa saja yang frekuensi permintaannya tinggi dalam kurun waktu 6 bulan.
Misalnya rata-rata hasil produksi produk X dalam 6 bulan terakhir adalah 2.000 pcs, produk Y 500 pcs dan produk Z 50 pcs. Dari angka tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa produk X (fast), produk Y (medium) dan produk Z (slow).
Setelah penggolongan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengurutkan ketersediaan stok ketiga produk tersebut di gudang in proses atau gudang finish good. Produk yang menjadi prioritas produksi adalah yang kuantitas stok dibawah buffer stok yang telah ditetapkan.
Namun demikian jika buffer stok produk x, y dan z sama-sama berada di bawah jumlah buffer yang ditetapkan, kita sebaiknya mendahulukan produk x karena produk tersebut termasuk fast moving.
Strategi pemasaran produk konsumen dan produk industrial
Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelas besar menurut jenis konsumen yang menggunakan yaitu produk konsumen ( consumer products ) dan produk industri ( industrial products ). Dalam definisi secara luas,produk juga meliputi entitas yang dapa dipasarkan seperti organisasi, orang, distribusi, serta ide.
Produk Konsumen
Produk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Produk konsumen meliputi produk sehari-hari ( convenience products ), produk shopping ( shopping products ), produk spesial ( specialty products ), sera produk yang tidak dicari ( unsought products ). Produk ini berbeda dalam cara pembelian konsumen, dan oleh karena itu rodk ini pun berbeda dalam cara pemasarannya.
a. Produk sehari-hari adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan disertai dengan usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli. Misalnya, sabun, permen, koran, dan fast food.
b. Produk shopping ( shopping products ) adalah produk dan jasa konsumen yang jarang dibeli, sehingga pelanggan membandngkan kecocokan, kualitas, harga, dan gayanya dengan cermat. Contohnya mebel, pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga utama, serta jasa hotel dan motel.
c. Produk spesial ( specialty products ) adalah produk konsumen dengan karateristik unik atau identifkasi merek yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan usaha khusus untuk memperolehnya. Misalnya, merek serta jenis mobil tertentu, peralatan fotografi yang mahal dan sebagainya.
d. Produk yang tdak dicari ( unsought products ) adalah produk konsumen d mana keberadaannya tdak diketahui, atau jika diketahui oleh konsumen pun, tidak terfikir oleh mereka untuk membelinya. Sebagian besar inovasi baru yang yang penting tidak dicari ( unsought ) sampai konsumen menyadarinya lewat iklan.
Produk Industri
Produk industri ( industrial products ) adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Jadi perbedaan antara produk konsumen dengan produk industri didasarkan pada tujuan dibelinya produk itu. Tiga kelompok produk dan jasa industri meliputi :
a. Bahan dan suku cadang
b. Barang modal
c. Perlengkapan dan jasa.
1.4 LINI PRODUK
Lini Produk merupakan strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk. Lini Produk menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan. Satu lini produk terdiri dari beberapa produk dengan berbagai variasi ukuran, tipe warna, kualitas atau harga.
Line dept ( kedalaman lini ) mengacu pada jumlah varian produk dalam satu lini. Line consistency ( konsistensi lini ) mengacu pada seberapa dekat hubungan antar produk dalam satu lini. Line Vulnerability (tingkat kekuatan lini) mengacu pada presentase penjualan atau keuntungan yang dapat diambil dari seberapa kecil produk dalam satu lini.
Beberapa lini produk berbeda yang dijual oleh satu perusahaan disebut witdh of product mix (rentang bauran produk). Jumlah keseluruhan produk yang dijual pada seluruh lini produk disebut length of product mix.
Penambahan produk baru pada satu lini produk disebut sebagai line extension. Jika line extension memiliki kualitas yang lebih baik dari produk lainnya disebut sebagai tindakan trading up atau brand leveraging. Namun jika line extension tersebut memiliki kualitas dibawah produk lainnya disebut sebagai trading down.
Penanaman citra positif merupakan promosi tingkat tinggi dengan menunjukkan satu citra yang akan mempengaruhi seluruh lini produk. Penanaman citra positif ini biasanya menggunakan satu jenis produk dengan kualitas tertinggi dibanding produk lain dalam satu lini.
Price Lining adalah kegiatan dimana orang menggunakan batasan harga untuk seluruh produk dalam satu lini. Teknik ini biasanya digunakan oleh toko yang menggunakan satu harga untuk seluruh produknya misalnya toko serba lima ribu dimana seluruh barang yang dijual toko tersebut berada dalam kisaran harga lima ribu.
Keputusan Lini Produk
Lini produk adalah sekelompok produk yang saling terkait karena melakukan fungsi yang sama ( mirip ), dijual kepada kelompok pelanggan yabg sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau memiliki kisaran harga tertentu. Setiap lini produk biasanya dikelola eksekutif yang berbeda.
1. Analisis lini produk
Manajer lini perlu mengetahui penjualan dan laba dari setiap barang yang ada dalam lininya dan bagaimana lini produknya jika dibandingkan dengan lini produk pesaing.
a. Penjualan dan Laba Lini Produk
Manajer lini produk perlu mengetahui presentase dari penjualan dan laba yang disumbangkan oleh setiap barang (item) dalam lini.
b. Profil Pasar Lini
Manajer lini produk perlu meninjau bagaimana lini produk tersebut diposisikan terhadap lini produk pesaing.
2. Panjang Lini Produk
Masalah yang dihadapi oleh manajer lini produk adalah menentukan panjang lini produk yang optimal. Lini produk dikatakan terlalu pendek jika manajer dapat meningkatkan laba dengan menambah barang, lini produk disebut terlalu panjang apabila manajer dapat menaikkan laba dengan mengeluarkan barang dari lini produk.
Perusahaan dapat memperbesar panjang lini produknya melalui dua cara, yakni dengan memperlebar lini ( line streching ) dan dengan menambahakan barang ke dalam lini ( line filling ).
3. Keputusan Melebarkan Lini
Setiap lini produk perusahaan meliput bagian tertentu dari keseluruhan bagian yang mungkin diliput. Perusahaan dapat melebarkan lininya ke bawah, ke atas atau keduanya.
1) Pelebaran ke bawah (downward strecht)
Banyak perusahaan mula-mula berada pada bagian atas pasar (produk yang ditawarkan berharga mahal) dan kemudian melebarkan lininya kebawah ( ke bagian yang berharga lebih murah ).
Perusahaan mungkin melakukan pelebaran ke bawah karena alasan-alasan berikut
- Perusahaan yang diserang oleh pesaing pada segmen atas dan hendak melancarkan serangan balasan dengan menyerbu segmen bawah yang dikuasai pesaing tersebut.
- Perusahaan merasakan adanya perlambatan pertumbuhan pada segmen atas.
- Perusahaan mula-mula memasuki segmen atas untuk membanagun citra kualitas dan berekspansi ke segmen bawah.
- Perusahaan menambahkan barang untuk segmen bawah (low-end unit) untuk menutup atau mengisi kekosongan penawaran di pasar, yang kalau hal itu tidak dilakukan, akan mebarik minat pesaing baru.
2) Perlebaran ke atas ( upward strecht )
Perusahaan-perusahaan disegmen bawah mungkin berfikir untuk memasuki segmen atas. Mereka mungkin tertarik dengan tingkat pertumbuhan dan margin yang lebih tinggi, atau oleh terbukanya kesempatan untuk mempromosikan diri mereka sebagai pemanufaktur yang melayani semua lini.
3) Pelebaran dua arah ( two-way strecht )
Perusahaan yang melayani pasar menengah mungkin memutuskan untuk memperlebar lininya ke dua arah.
 Pengelolaan produk melalui daur hidup produk
Mengapa siklus hidup produk terjadi?
Siklus hidup penting dipahami berkaitan dengan kenyataan bahwa pelanggan membutuhkan proses untuk mengadopsi sebuah ide, value, dan produk. Produk merupakan tampilan hasil atau perwujudan dari artikulasi ide maupun value yang ditawarkan produsen kepada pelanggan. Ide dan value ini merupakan interpretasi produsen dalam menterjemahkan kebutuhan pelanggan. Produsen yang memahami kebutuhan pelanggannya belum tentu mampu mengartikulasikan ide yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Henry Ford pernah menyampaikan bahwa pada masa itu, tidak ada seorang pun yang mengatakan padanya “tolong buatkan saya mobil!”. Jika anda bertanya pada banyak orang saat itu apa yang mereka butuhkan, mungkin mereka akan menjawab, “Saya butuh kereta kuda yang lebih cepat, kuda yang tidak pernah sakit dan tidak sulit merawatnya!”. Mobil merupakan ide yang tepat untuk menjawab permasalahan bahwa kuda kurang stabil, kurang cepat, dan merepotkan. Produsen dituntut mampu mengartikulasikan ide dan value yang tepat dalam menjawab permasalahan pelanggan. Namun, bagaimanapun juga sebuah produk dapat diadopsi pelanggan atau pasar membutuhkan proses. Ketika mobil pertama kali dikenalkan, ia merupakan sesuatu yang asing. Pada mulanya, mungkin banyak orang yang bertanya apakah benda ini layak menggantikan atau lebih baik dari kereta kuda yang saya miliki. Pelanggan kita membutuhkan proses untuk itu. Persoalannya, adalah bagaimana upaya kita dapat mempercepat proses adopsi tersebut, mulai dari produk dirancang, diluncurkan ke pasar, hingga suskses bertahan dan memenangkan persaingan.
Siklus hidup produk umumnya terdiri dari lima tahap utama, yakni product development, product introduction, product growth, product maturity, dan product decline. Tahapan-tahapan ini ada dan dapat diterapkan untuk seluruh produk atau jasa. Tahapan-tahapan ini dapat dibagi ke dalam sejumlah tahapan yang lebih kecil bergantung pada produknya yang sudah harus dipertimbangkan sejak pengenalannya ke pasar. Disamping itui, siklus hidup produk memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode (fad) contohnya: produk-produk elektronik (walkman, tape recorder, komputer, dan aksesorinya), komponen-komponen tertentu (transistor, IC, dll), dan perangkat lunak komputer (application programming maupun language programming).

2. Panjang suatu tahap siklus untuk setiap produk sangat bervariasi. Product category memiliki siklus yang paling lama, product form cenderung mengikuti pola siklus hidup standar (kurva s), sedangkan brand memiliki siklus hidup yang paling pendek.

3. Siklus hidup dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak contoh perusahaan yang dapat memperpanjang siklus hidup produknya sehingga penjualannya tidak menurun, bahkan meningkat. Contoh klasik adalah Du Pont yang dapat memperpanjang siklus hidup produknya, nylon. Sebelumnya nylon hanya digunakan untuk parasaut saat Perang Dunia II, namun Du Pont berhasil mengenalkan penggunaan nylon untuk industri pakaian. Di Indonesia, produk lama yang masih dapat bertahan adalah Rinso. Rinso dapat memperpanjang siklus hidupnya dengan melakukan inovasi dan difirensiasi, mengenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, dan Rinso Warna.

sumber : http://tanjunghappy.blogspot.com/2009/11/rancangan-dan-pengelolaan-produk.html
             http://www.informasi-training.com/mendeteksi-dan-mencegah-kecurangan-dalam-pengadaan-barang-dan-jasa
            http://duniaproduksi.blogspot.com/2010/12/penggolongan-produk.html
           http://yogha.ngeblogs.com/2011/11/23/catatan-perkuliahan-dasar-pemasaran-pertemuan-5/
          http://dhanialfitra.wordpress.com/2009/06/17/sekilas-tentang-siklus-hidup-produk/


perilaku konsumen

 faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan beli
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

Macam-Macam Situasi Pembelian
Jumlah dan kompleksitas kegiatan konsumen dalam pembeliannya dapat berbeda-beda. Menurut Howard, pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan terdapat tiga macam situasi:
1. Perilaku Responsi Rutin
Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merk-mek beserta atributnya.
2. Penyelesaian Masalah Terbatas
Pembelian yang lebih kompleks dimana pemeli tidak mengetahui sebuah merk tertentu dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli
3. Penyelesaian Masalah Ekstensif
Pembelian yang sangat kompleks yaitu ketika pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria penggunaannya
Struktur Keputusan Membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang mencakup beberapa komponen:
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.
3. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.


Tahap-tahap dalam Proses Pembelian 
1.      Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi  atau terpuaskan
2.      Menilai Sumber-sumber
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli. 
3.      Menetapkan Tujuan Pembelian
Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
4.      Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian
Tahap ketika konsumen mulai  mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian 
5.      Keputusan Membeli
Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya
6.      Perilaku Sesudah Pembelian
      Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu.

segmentasi pasar, penentuan sasaran pasar dan pemosisian

pengertian segmentasi pasar

Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Ada lagi pendapat Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri.

kriteria segmentasi
  1. Dapat diukur. Ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur.
  2. Besar. segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. Suatu segmen harus merupakan kelompok homogen terbesar yang paling mungkin, yang berharga untuk diraih dengan program pemasaran yang dirancang khusus untuk mereka.
  3. Dapat diakses. Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
  4. Dapat dibedakan. Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan bauran pemasaran yang berbeda. Jika wanita yang telah menikah dan belum menikah memberi tanggapan yang sama atas penjualan parfum, mereka bukanlagh segmen yang terpisah.
  5. Dapat diambil tindakan. Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen tersebut.  
menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.265) persyaratan untuk melakukan segmentasi pasar yang efektif adalah :
a) Dapat diukur ( measurable )
Sejauh mana ukuran dan daya beli segmen dapat diukur. Variabel segmentasi tertentu sulit diukur, seperti ukuran segmen remaja peminum minuman keras, terutama yang alasannya karena berontak kepada orang tua.
b) Dapat diakses ( accessable )
Sejauh mana segmen itu dapat diakses dan dilayani secara efektif.
c) Cukup besar ( substantial )
Sejauh mana segmen itu cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dilayani sebagai pasar. Sebuah segmen sebaiknya merupakan kelompok homogen yang secara ekonomi paling layak mendukung program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan segmen itu. Sebagai contoh, area metropolitan besar dapat mendukung beragam restoran etnis. Sebaliknya di kota kecil, restoran etnis tidak mungkin dapat bertahan.
d) Dapat dibedakan ( differentiable)
Sejauh mana segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur dan program bauran pemasaran yang berbeda. Jika wanita yang telah menikah dan belum menikah memberikan tanggapan yang sama atas penjualan parfum, berarti diantaranya bukanlah segmen yang terpisah.
e) Dapat dilaksanakan ( actionable )
Sejauh mana program yang efektif dapat didisain untuk menarik melayani segmen – segmen tersebut.

strategi penentuan posisi produk

Pembidikan pasar ini menentukan pesaing perusahaan.  Perusahaan harus meneliti posisi pesaing dan memutuskan posisinya  yang terbaik.  Penentuan posisi adalah tindakan untuk merancang  citra perusahaan  serta nilai yang ditawarkan sehingga pelanggan  dalam suatu  segmen memahami dan menghargai kedudukan perusahaan  dalam kaitannya  dengan  pesaing. Tugas penentuan posisi terdiri  dari tiga  langkah: mengenali keunggulan bersaing yang  mungkin  untuk dimanfaatkan, memilih yang paling tepat dan secara efectif mengi¬syaratkan kepada pasar tentang posisi yang  dipilih  perusahaan.
Strategi penentuan posisi produk perusahaan kemudian akan memung¬kinkan perusahaan beranjak ke langkah berikutnya, yaitu  merencanakan strategi pemasaran bersaingnya.
Penentuan posisi dapat dikelompokkan menjadi penentuan posisi menurut nilai, menurut pesaing, menurut manfaat, menurut penggunaan, menurut pemakai, menurut kategori produk, dan. menurut atribut.

PENENTUAN PASAR SASARAN
Menetapkan pasar sasaran adalah mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang diidentifikasikan dan kemudian memilih satu atau beberapa diantaranya sebagai calon dengan potensi yang paling besar. Bauran pemasaran kemudian dirancang yang akan memberikan hasil terbaik dalam penjualan, selain itu menciptakan nilai maksimum bagi konsumen.

Dalam mengevaluasi segmen-segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus menelaah tiga faktor :
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen, meliputi data-data mengenai penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan margin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen.
b. Kemenarikan struktural segmen, meliputi dampak pesaing yang ada dan potensial, daya relatif pembeli, daya tarik pemasok.
c. Sasaran dan sumber daya perusahaan yaitu berhubungan dengan sasaran jangka panjang perusahaan.
Setelah mengevaluasi berbagai segmen, perusahaan berharap akan menemukan satu atau lebih segmen pasar yang benar-benar bernilai untuk dimasuki. Mereka harus menetapkan segmen-segmen yang mana dan berapa banyak akan dilayani. Ini adalah masalah pemilihan pasar sasaran.

sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html
              http://frommarketing.blogspot.com/2009/08/kriteria-segmen-pasar-yang-baik.html
              http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/persyaratan-segmentasi-pasar-yang.html


             http://research.amikom.ac.id/index.php/karyailmiahdosen/article/view/799
             http://jatimmedia.blogspot.com/2008/12/penentuan-pasar-sasaran-targeting.html

proses manajemen pemasaran

  1. TUGAS – TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN
Tugas manajer adalah sebagai berikut :
-                     bagaimana proses manajemen dijalankan untuk mengubah sumber – sumber ekonomi menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia dan kebutuhan pasar
-                     mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen
-                     menguji berlakunya konsep produk
-                     membuat design produk
-                     mengembangkan pembukuan dan merk
-                     menetapkan harga
-                     mengatur distribusi
-                     menciptakan komunikasi pemasaran
-                     memeriksa penjualan
-                     memperhatikan kepuasan konsumen
-                     memperbaiki dan mengembangkan rencana pemasaran
Tugas – tugas manajer pemasaran disebut juga sebagai proses pemasaran strategis. Proses strategis adalah suatu proses manajemen yang menganalisa kesempatan pasar dan memilih posisi, program dan mengendalikan pemasaran yang menciptakan dan mendukung bisnis – bisnis yang aktif untuk mencapai tujuan serta sasaran perusahaan, yaitu :
  1. analisa kesempatan pasar
  2. perencanaan :
- tujuan perusahaan
- strategi pemasaran
- rencana pemasaran
  1. pengawasan :
- pelaksanaan kegiatan pemasaran

Strategi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya, Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran Menurut W.Y.Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
  1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
  2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
  3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
  1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
  2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
  1. Tempat yang strategis (place),
  2. Produk yang bermutu (product),
  3. Harga yang kompetitif (price), dan
  4. Promosi yang gencar (promotion).
Dari sudut pandang konsumen :
  1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
  2. Biaya konsumen (cost to the customer),
  3. Kenyamanan (convenience), dan
  4. Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.

proses manajemen pemasaran
1. Perencanaan
Menetapkan apa yang harus dilakukan perusahaan dan cara terbaik melakukannya.
Sasaran Jangka Pendek (<1 tahun)
Sasaran Jangka Menegah (1-5 tahun)
Sasaran Jangka Panjang (5 tahun)
2.   Pengorganisasian
Proses menata sumber daya dan kegiatan menjadi struktur yang logis.
3.   Pengarahan
Seorang manajer memandu dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan
4. Pengawasan
Proses memantau kinerja perusahaan untuk menjamin perusahaan mencapai sasarannya
sumber : http://t1k4r.wordpress.com/2009/10/17/proses-manajemen-pemasaran/
             http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran#Strategi_pemasaran
              http://www.manajemenn.web.id/2011/04/proses-manajemen.html

Peranan pemasaran dalam perusahaan dan masyarakat

Pemasaran (Inggris:Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Konsep inti pemasaran
konsep inti pemasaran meliputi :

  • kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands)
  • produk dan jasa
  • nilai kepuasan dan mutu
  • pertukaran, transakasi dan hubungan
  • pasar
Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran bisa juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
peran pemasaran dalam organisasi
menurut Webster Jr. peran pemasaran dalam organisasi ada 2 tipe yaitu:

  1. jenjang organisasional
  2. jenjang manajerial
1. JENJANG ORGANISASIOANAL
jenjang organisaional berkaitan dengan peran pemasaran sebagai kultur, strategi dan taktik
jenjang organisasional terbagi atas 3 peran penting yaitu
  • korporate (Corporate Marketing)
  • unit bisnis strategi (Strategic Marketing)
  • operasional (Marketing Management)
- Korporate (corporate Marketing)
peran pemasaran di jenjang korporate ini mencakup :
  1. mengoperasioanalisasikan filosofi konsep dasar pemasaran dengamn cara mengkampanyekan (mempromosikan) orientasi pemasaran kepada pelanggan yakni senantiasa mengutamakan kebutuhan, keinginan, dan kepuasan pelanggan
  2. memperkirakan daya tarik pasar dengan cara mengananlisis kebutuhan dan karakteristik pelanggan
  3. mengembangkan nilai keseluruhan perusahaan atau good will
ketiga peran utama tersebut bertujuan membangun kultur perusahaan artinya lebih mengutamakan nilai dan keyakinan dasar berkaitan dengan kepentingan pokok pelanggan
- Unit bisnis marketing (strategic marketing)
peran pemasaran di jenjang strategic marketing ini mencakup
  1. menentukan bagaimana berkompetisi dengan para pesaing bisnis tertentu
  2. memutuskan dengan siapa, kapan dan bagaimana cara menggalang kemitraan
- Operasional ( Marketing Management)
peran pemasaran dijenjang operasional ini mencakup :
  1. merumuskan dan mengimplementasikan program-program pemasaran yang didasarkan pada bauran pemasaran (marketing mix yaitu :
  • produk (product)
  • penetapan harga (price)
  • distribusi (place)
  • promosi (promotion)
2.   mengelola hubungan yang harmonis dengan pelanggan dan penyalur
pada jenjang ini pemasaran diutamakan sebagai TAKTIK
2. JENJANG MANAJERIAL
sedangkan jenjang manajerial berkaitan dengan peranan manajemen pemasaran didalam mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen yang didukung oleh keterampilan manajemen tertentu yang diperlukan untuk menunjang kelancaran proses manajemen
  • manajemen puncak
  • manajemen menengah
  • manajemen bawah
PERANANAN MANAJEMEN PUNCAK
  1. sebagai pengambil keputusan akhir, pengendali, pengalokasi sumber daya dan negoti  kepengtingan perusahaan . sebagai pemberi informasi yang menekankan peranannya sebagai pusat pemantau
  2. manajemen puncak terutama harus memiliki kemampuan konseptual dan sedikit keterampilan teknis
PERANAN MANAJEMEN MENEGAH
  1. sebagai pemberi informasi menekankan peranannya sebagai penyebar berita, sebagai penyambung lidah/wakil anggota
  2. manajemen madya terutama memiliki kemampuan konseptual lebih banyak ketimbang manajemen bawah dan sedikit keteampilan teknis
PERANAN MANAJEMEN BAWAH
  1. sebagai simbol andalan, pemimpin dan penghubung menekankan perannya antar pribadi
  2. manjemen bawah terutama harus lebih banyak memiliki kemampuan teknis
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pemasaran
 http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan